default-pattern

Analisis Keuangan Perusahaan: Metode, Rasio, dan Contohnya

Pahami kondisi keuangan bisnis Anda dengan mudah melalui analisa rasio keuangan yang tepat. Artikel ini akan membantu pelaku UKM memahami cara menilai performa perusahaan secara praktis.

Mengapa Analisa Keuangan Itu Penting untuk UKM?

Banyak pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) hanya fokus pada penjualan tanpa benar-benar mengetahui kondisi keuangan bisnisnya. Padahal, analisa keuangan adalah alat penting untuk menilai apakah bisnis Anda sehat, efisien, dan mampu bertahan dalam jangka panjang.

Dengan menggunakan rasio keuangan, Anda bisa mengetahui:

  • Seberapa efisien aset digunakan?
  • Apakah perusahaan bisa membayar utang jangka pendek?
  • Apakah modal sendiri digunakan dengan optimal?
  • Apakah terlalu banyak utang?
  • Seberapa besar nilai perusahaan di mata investor (jika sudah IPO)?

📌 Bagaimana Cara Menilai Rasio Keuangan?

Ada empat pendekatan utama untuk menilai apakah rasio keuangan perusahaan Anda sehat atau tidak:

  1. Bandingkan dengan standar umum atau rasio ideal
  2. Perhatikan kualitas komponen pembentuk rasio
  3. Lihat tren historis dari tahun ke tahun
  4. Bandingkan dengan rata-rata industri sejenis

Jenis-Jenis Rasio Keuangan yang Wajib Dipahami UKM

1. Rasio Profitabilitas: Mengukur Seberapa Menguntungkan Usaha Anda

Tujuan: Menilai kemampuan usaha menghasilkan laba dari modal dan aset.
Menjawab pertanyaan: Apakah perusahaan menghasilkan return yang cukup atas aset dan modal yang dimiliki?

Contoh:

1. Return on Asset (ROA)

Rumus: Laba Bersih / Total Aset
Arti: Setiap Rp1 aset menghasilkan berapa rupiah laba.
Contoh: Jika laba bersih Rp200 juta dan total aset Rp2 miliar → ROA = 10%.
Interpretasi: 10% artinya setiap Rp1 aset menghasilkan Rp0,10 laba.

2. Return on Equity (ROE)

Rumus: Laba Bersih / Ekuitas
Arti: Mengukur efisiensi pemanfaatan modal pemegang saham.
Contoh: Jika laba bersih Rp200 juta dan total ekuitas Rp1 miliar → ROE = 20%.
Interpretasi: Pemegang saham mendapat return 20% atas modal mereka.

RasioRumusArtiContohContoh Nilai Ideal (Tergantung Industri)
ROA (Return on Asset)Laba Bersih ÷ Total AsetEfisiensi aset dalam menghasilkan laba200 juta ÷ 2 miliar = 10%> 5%
ROE (Return on Equity)Laba Bersih ÷ EkuitasImbal hasil untuk pemilik modal200 juta ÷ 1 miliar = 20%> 15%

🔎 Analisa keuangan dengan ROA dan ROE bisa menunjukkan apakah bisnis Anda memberikan “return” yang layak dari aset dan modal yang digunakan.


2. Rasio Likuiditas: Apakah Perusahaan Bisa Bayar Utang Jangka Pendek?

Tujuan: Mengetahui apakah perusahaan memiliki cukup uang (aset lancar) untuk membayar kewajiban dalam 12 bulan ke depan.
Menjawab pertanyaan: Apakah perusahaan cukup “likuid” untuk membayar utangnya segera?

Contoh:

1. Current Ratio

Rumus: Aset Lancar / Liabilitas Lancar
Arti: Seberapa banyak aset lancar yang tersedia untuk membayar kewajiban lancar.
Contoh: Jika aset lancar Rp1 miliar dan liabilitas lancar Rp500 juta → Current ratio = 2.
Interpretasi: Perusahaan punya Rp2 untuk membayar setiap Rp1 kewajiban jangka pendek.
Wajar: Di atas 1 (idealnya 1,5–2).

2. Quick Ratio (Acid Test Ratio)

Rumus: (Aset Lancar – Persediaan) / Liabilitas Lancar
Arti: Mengukur likuiditas tanpa memperhitungkan stok barang, karena persediaan tidak selalu mudah diuangkan.
Contoh: Aset lancar Rp1 miliar, persediaan Rp400 juta, utang lancar Rp500 juta → Quick Ratio = (1M–400jt)/500jt = 1.2
Interpretasi: Perusahaan tetap cukup likuid walau tanpa stok barang.

RasioRumusArtiContohContoh Nilai Ideal (Tergantung Industri)
Current RatioAset Lancar ÷ Liabilitas LancarLikuiditas umum1M ÷ 500jt = 2.01.5–2.0
Quick Ratio(Aset Lancar – Persediaan) ÷ Liabilitas LancarLikuiditas tanpa stok(1M – 400jt) ÷ 500jt = 1.2> 1.0

✅ Jika Quick Ratio lebih besar dari 1, perusahaan tergolong cukup aman secara kas walau tanpa menjual stok barang.


3. Rasio Aktivitas: Efisiensi dalam Mengelola Aset

Tujuan: Mengukur efektivitas aset dalam menghasilkan penjualan.
Menjawab pertanyaan: Apakah aset perusahaan dimanfaatkan secara optimal?

1. Total Asset Turnover

Rumus: Penjualan / Total Aset
Arti: Berapa kali total aset “berputar” dalam menghasilkan penjualan.
Contoh: Penjualan Rp4 miliar, total aset Rp2 miliar → Turnover = 2.
Interpretasi: Setiap Rp1 aset menghasilkan Rp2 penjualan.

2. Fixed Asset Turnover

Rumus: Penjualan / Aset Tetap (Fixed Asset)
Arti: Efisiensi penggunaan aset tetap seperti mesin, bangunan.
Contoh: Penjualan Rp4 miliar, aset tetap Rp1 miliar → Rasio = 4
Interpretasi: Setiap Rp1 di aset tetap menghasilkan Rp4 penjualan.

RasioRumusArtiContohContoh Nilai Ideal (Tergantung Industri)
Total Asset TurnoverPenjualan ÷ Total AsetEfisiensi seluruh aset4M ÷ 2M = 2.0> 1
Fixed Asset TurnoverPenjualan ÷ Aset TetapEfisiensi mesin & bangunan4M ÷ 1M = 4.0> 2

🔁 Jika turnover terlalu rendah, mungkin ada aset yang kurang dimanfaatkan dengan baik.


4. Rasio Leverage: Seberapa Aman Struktur Modal Anda?

Tujuan: Menilai proporsi utang terhadap modal dan kemampuan melunasi kewajiban jangka panjang.
Menjawab pertanyaan: Apakah perusahaan terlalu bergantung pada utang?

Contoh:

1. Debt to Equity Ratio (DER)

Rumus: Total Utang / Total Ekuitas
Arti: Menunjukkan proporsi utang terhadap modal sendiri.
Contoh: Total utang Rp2 miliar, ekuitas Rp1 miliar → DER = 2
Interpretasi: Perusahaan memiliki utang dua kali lebih besar dari modalnya.
Wajar: <1, tergantung industri (industri padat modal bisa lebih tinggi).

2. Debt Ratio

Rumus: Total Utang / Total Aset
Arti: Seberapa besar aset dibiayai dengan utang.
Contoh: Total utang Rp2 miliar, total aset Rp4 miliar → Rasio = 0.5
Interpretasi: 50% aset dibiayai utang.

RasioRumusArtiContohContoh Nilai Ideal (Tergantung Industri)
Debt to Equity Ratio (DER)Total Utang ÷ EkuitasKetergantungan pada utang2M ÷ 1M = 2.0< 1.0
Debt RatioTotal Utang ÷ Total AsetPersentase aset dari utang2M ÷ 4M = 0.5< 0.5

⚠️ DER > 2 artinya struktur keuangan terlalu bergantung pada utang — ini berisiko tinggi, apalagi di masa suku bunga tinggi.


5. Rasio Pasar (Khusus Perusahaan Publik)

Jika UKM Anda sudah IPO atau merencanakannya, Anda juga perlu memahami rasio pasar.
Tujuan: Menghubungkan harga pasar saham dengan kinerja perusahaan secara finansial.
Menjawab pertanyaan: Apakah saham perusahaan dihargai terlalu mahal atau murah oleh pasar?

1. Price to Earnings Ratio (P/E)

Rumus: Harga Saham / Laba per Saham (EPS)
Arti: Berapa tahun pengembalian yang diharapkan investor.
Contoh: Harga saham Rp1.000, EPS Rp100 → P/E = 10
Interpretasi: Investor bersedia membayar Rp10 untuk setiap Rp1 laba.

2. Market to Book Value

Rumus: Market Cap / Ekuitas atau Harga Saham / Book Value per Share
Arti: Menunjukkan persepsi pasar terhadap nilai buku perusahaan.
Contoh: Harga saham Rp1.500, nilai buku per saham Rp1.000 → Rasio = 1.5
Interpretasi: Pasar menilai perusahaan 1,5x dari nilai bukunya.

3. Dividend Yield

Rumus: Dividen per Saham / Harga Saham
Arti: Imbal hasil dividen yang diterima investor.
Contoh: Dividen Rp50, harga saham Rp1.000 → Yield = 5%
Interpretasi: Investor menerima return 5% dari dividen tiap tahun.

RasioRumusArtiContohContoh Nilai Ideal (Tergantung Industri)
P/E RatioHarga Saham ÷ EPSValuasi pasar atas laba1.000 ÷ 100 = 1010–20
Market to Book ValueHarga Saham ÷ Nilai Buku per SahamNilai pasar dibanding buku1.500 ÷ 1.000 = 1.5≈1
Dividend YieldDividen ÷ Harga SahamImbal hasil dividen50 ÷ 1.000 = 5%> 3%

✅ Bagaimana Menentukan Performa Keuangan Perusahaan Sehat?

Gunakan pendekatan kombinasi berikut untuk menilai kesehatan keuangan:

AspekPertanyaanContoh
Standar umumApakah rasio di atas nilai ideal?DER < 1
Kualitas komponenApakah likuiditas berasal dari kas, bukan persediaan?Quick Ratio > 1
Tren historisApakah ROE meningkat 3 tahun terakhir?ROE 15% → 18% → 22%
Industri sejenisApakah margin Anda bersaing dengan kompetitor?ROA ritel 5%, Anda 8%

Apakah Anda Siap Mengembangkan Bisnis Anda?

AI terus berkembang, begitupula banyak model bisnis di luar sana. Mari bergabung bersama kami untuk bisa memanfaatkan AI secara maksimal untuk bisnis Anda!

Kesimpulan: Mulailah Analisa Keuangan Sederhana untuk Bisnis Anda

Sebagai pelaku UKM, Anda tidak perlu menjadi akuntan profesional untuk memahami analisa performa perusahaan. Cukup gunakan rasio-rasio dasar di atas secara konsisten dan berkala.

Gunakan aplikasi akuntansi untuk memantau perkembangan, lalu evaluasi dan sesuaikan strategi bisnis Anda.

Salah satu rekomendasi terbaik saat ini adalah Accounting+, sebuah aplikasi akuntansi dan keuangan yang dibuat khusus untuk menjawab kebutuhan pelaku usaha lokal dengan fitur yang powerful namun tetap simpel.

Keunggulan Accounting+:

  • Harga mulai dari Rp 3.333 per hari (setara Rp 100.000 per bulan), sangat terjangkau untuk pelaku UKM.
  • Desain intuitif dan mudah dipahami, cocok untuk pemilik usaha tanpa latar belakang akuntansi.
  • Fungsi penting lengkap, dari pencatatan transaksi, pengelolaan kas, hingga laporan keuangan dan pajak.
  • Dibuat oleh praktisi keuangan berpengalaman, dan telah digunakan di perusahaan yang lolos audit oleh auditor independen dan KAP besar.
  • Fitur AI assistant, membantu memberikan insight keuangan dan rekomendasi pengambilan keputusan secara cerdas.