default-pattern

UMKM Tanpa Integrasi Data, Human Error Sulit Dihindari

Ketelitian data keuangan semakin krusial bagi keberlangsungan usaha, namun risiko kesalahan tetap tinggi ketika pencatatan masih dilakukan secara manual. Penelitian tahun 2024 menunjukkan bahwa 94% spreadsheet yang digunakan dalam proses bisnis memiliki error kritis, kesalahan yang dapat memengaruhi keputusan keuangan maupun operasional.(Phys.org)

Riset lain yang dipublikasikan oleh ScienceDirect mencatat bahwa 0,8% – 1,8% formula dalam spreadsheet mengandung kesalahan, dan angka ini menjadi signifikan ketika UMKM memproses ratusan transaksi setiap bulan.(Sciencedirect)

CNBC juga menyoroti berbagai kerugian besar yang terjadi hanya karena kesalahan kecil dalam spreadsheet, menegaskan bahwa human error bukan sekadar kekeliruan teknis, tetapi risiko bisnis yang dapat menimbulkan dampak nyata.(CNBC)

Dengan masih banyaknya UMKM yang mengandalkan pencatatan manual, data di atas memberikan gambaran jelas: semakin tinggi ketergantungan pada proses manual, semakin besar peluang terjadinya ketidaktepatan data.

Inilah sebabnya sistem akuntansi terintegrasi menjadi pondasi penting untuk memastikan laporan keuangan tetap akurat, kredibel, dan siap digunakan dalam pengambilan keputusan bisnis.

Banyak UMKM Masih Pencatatan Manual

Menurut survei OCBC Indonesia, Business Fitness Index 2023, sekitar 80% pelaku usaha Indonesia masih melakukan pencatatan keuangan dan stok secara manual.(Emiten News)

Temuan ini konsisten dengan data dari instansi resmi: UMKM menyumbang lebih dari 60% terhadap PDB nasional dan menyerap sekitar 97% tenaga kerja, artinya, sebagian besar perekonomian nasional sangat bergantung pada praktik pembukuan secara manual ini.(Indonesia.go.id)

Namun kenyataan bahwa mayoritas masih manual menimbulkan pertanyaan: jika banyak yang bergantung pada pembukuan tradisional, seberapa sering kesalahan terjadi dan seberapa besar dampaknya?

Mengapa “Manual + Excel + Spreadsheet” Rentan Human Error

Hal yang perlu dipahami bahwa “human error” bukan sekadar typo atau kelalaian kecil, tetapi bisa meliputi kesalahan entri angka, salah klasifikasi biaya vs pendapatan, duplikasi transaksi, sampai perhitungan neraca dan saldo kas yang meleset.(Entegrix)

Sebagai contoh, sebuah studi terhadap SMEs di Taguig City (Filipina) menunjukkan bahwa dari 113 responden: 73% sering mengalami data-entry error, 63% sering salah klasifikasi transaksi, dan 58% mengaku sering salah hitung saat mengkalkulasi total.(Scribd)

Related Post  Cara Praktis Mengelola Stok Barang untuk UMKM agar Bisnis Lebih Efisien dan Menguntungkan

Akibatnya, 76% responden menyatakan bahwa human error berdampak signifikan terhadap akurasi laporan keuangannya.(Scribd)

Penelitian lain menemukan bahwa antara 0,8%–1,8% dari semua sel formula dalam spreadsheet mengandung kesalahan.(arXiv)

Hal ini berarti bahwa pada bisnis dengan ratusan atau bahkan ribuan transaksi per bulan, potensi kesalahan bukan lagi “kemungkinan kecil”, melainkan “yang sangat mungkin terjadi”.

Dampak Nyata Kesalahan Akuntansi Manual

Kesalahan kecil pada akuntansi bisa menjalar menjadi masalah besar dalam beberapa aspek:

  • Keputusan bisnis keliru: Margin over-budget, biaya operasional tidak terpantau, laba riil keliru, semua bisa memberikan sinyal salah terhadap kondisi kesehatan bisnis.
  • Kas bermasalah / likuiditas terganggu: Kalau pemasukan atau pengeluaran tidak tercatat benar, pemilik bisnis bisa “silap mata” atas posisi kas, risiko arus kas negatif meningkat.
  • Kesulitan akses permodalan & mitra: Dokumen keuangan tak rapi menyulitkan audit, pengajuan kredit, atau kerjasama, karena data keuangan dianggap tidak kredibel.
  • Waktu & biaya tambahan: Kesalahan berarti harus back-up, hitung ulang, cari faktur, perbaiki laporan, yang memakan waktu dan tenaga, serta bisa menimbulkan kerugian tak langsung.

Sebuah publikasi bahkan menyebutkan bahwa metode akuntansi berbasis teknologi pada UMKM dapat meningkatkan efisiensi operasional hingga 40%, sekaligus secara signifikan mengurangi kesalahan manusia.(Eco OJS)

Studi dan Temuan: Seberapa Efektif Digitalisasi dalam Mengurangi Human Error

Beberapa penelitian empiris di Indonesia dan global menunjukkan bahwa peralihan dari pembukuan manual ke sistem digital membawa dampak nyata:

  • Studi di Kota Makassar terhadap 100 UMKM menunjukkan bahwa adopsi digital accounting meningkatkan efisiensi operasional. Dalam model statistik, digitalisasi memiliki kontribusi nyata terhadap efisiensi, meskipun angka R² (koefisien determinasi) hanya menunjukkan bahwa variabilitas efisiensi yang bisa dijelaskan dari digitalisasi sekitar 12,4%.(Melati Journal)
  • Di Sidoarjo, program digitalisasi pembukuan di kalangan UMKM memperlihatkan peningkatan: ketelitian pencatatan naik dari sekitar 50% menjadi 70%, efisiensi dari 30% ke 55%, dan kontrol keuangan dari 45% ke 60%.(Informatika Umsida)

Dengan otomatisasi, banyak titik kerentanan yang terjadi pada akuntansi manual bisa dipangkas, entri data otomatis, kalkulasi otomatis, klasifikasi transaksi otomatis, rekonsiliasi otomatis, sehingga ruang bagi kesalahan manual dapat diminimalisir.

Related Post  Sistem POS untuk UKM: Solusi Cerdas Kelola Transaksi dan Keuangan Secara Otomatis

Mengapa Banyak UMKM Enggan Beralih ke Sistem Terintegrasi?

Mengingat risiko besar dan konsekuensi nyata di atas, pertanyaan berikut muncul: mengapa masih banyak UMKM yang enggan beralih ke sistem terintegrasi atau digital accounting?

Beberapa faktor kunci:

  • Literasi keuangan dan akuntansi yang rendah: Banyak pemilik UMKM tidak memahami pentingnya laporan keuangan formal, pencatatan manual dianggap cukup.(Journal Universitas Jambi)
  • Biaya dan sumber daya yang terbatas: Bagi banyak usaha kecil, membeli software, pelatihan, atau perangkat keras dianggap investasi besar.(Melati Journal)
  • Kurangnya literasi digital: Ketiadaan pengalaman menggunakan teknologi, atau kekhawatiran atas stabilitas jaringan, membuat digitalisasi terlihat “berisiko”.(journal.yrpipku)
  • Persepsi bahwa usaha kecil tidak butuh sistem formal: Banyak pelaku usaha yang merasa “yang penting bisa jual dan untung”, mengabaikan aspek manajemen keuangan jangka panjang.(Jurnal UMSU)

Padahal, dengan kondisi ekonomi dan persaingan yang semakin kompetitif, serta kebutuhan akses modal atau pembiayaan, laporan keuangan yang rapi bukan lagi “opsional”, tapi 

Mengapa Sistem Akuntansi Terintegrasi Penting dan Mengapa Sekarang Waktu Terbaik untuk Beralih

Jika Anda sebagai pelaku UMKM serius mengembangkan usaha, menjaga keuangan rapi, dan menyiapkan skala lebih besar, beralih ke akuntansi digital bukan sekadar pilihan, tapi kebutuhan. Berikut beberapa alasan kuat:

  • Mengurangi risiko human error secara signifikan. Dengan sistem otomatis, entri data, kalkulasi, klasifikasi, dan rekonsiliasi bisa dilakukan dengan lebih akurat, konsisten, dan cepat.
  • Efisiensi waktu dan sumber daya. Daripada membuang waktu memperbaiki kesalahan, Anda bisa fokus ke pengembangan produk, penjualan, pemasaran, hal-hal yang benar-benar menghasilkan nilai.
  • Transparansi dan kredibilitas laporan keuangan. Saat Anda butuh pinjaman, bermitra, atau mengundang investor, laporan yang rapih dan terdokumentasi akan meningkatkan kepercayaan.
  • Dasar pengambilan keputusan berdasarkan data. Dengan laporan real-time dan terstruktur, Anda bisa analisis tren penjualan, margin, arus kas, dan membuat keputusan strategis lebih tepat.
  • Kesiapan jangka panjang dan skalabilitas. Saat bisnis tumbuh, volume transaksi meningkat, Anda sudah punya sistem yang bisa mendukung tanpa menambah beban manual.

Mengapa Harus Mempertimbangkan Accounting+ untuk UMKM Anda

Berangkat dari tantangan dan kebutuhan di atas, Accounting+ hadir sebagai solusi akuntansi modern yang dirancang khusus untuk pelaku usaha kecil dan menengah. Dengan Accounting+, Anda bisa menikmati:

  • Pencatatan transaksi otomatis, sehingga risiko salah input data atau perhitungan pun menurun drastis.
  • Laporan keuangan komprehensif secara real-time, memungkinkan Anda memantau kondisi usaha kapan saja.
  • Rekonsiliasi dan pelacakan arus kas, memudahkan kontrol keuangan, persiapan pajak, dan evaluasi profitabilitas.
  • Dashboard yang sederhana, intuitif, ideal untuk pelaku UMKM yang mungkin tidak memiliki latar belakang akuntansi mendalam.
  • Waktu lebih efisien, biarkan sistem yang mengurus administratif, Anda fokus pada pengembangan usaha.
Related Post  Laporan Keuangan UMKM: Fondasi Penting untuk Bisnis yang Berkelanjutan

Dengan mengadopsi Accounting+, Anda tidak sekadar menghindari human error, Anda membangun fondasi keuangan yang solid untuk pertumbuhan bisnis jangka panjang.

Kesimpulan: Human Error Bukan Sekadar Kesalahan, Tapi Risiko Bisnis

Human error dalam pembukuan sering dianggap hal kecil yang “wajar terjadi”. Padahal di dunia bisnis, kesalahan kecil justru dapat menumpuk. Hal tersebut dapat mengaburkan kondisi finansial sebenarnya, memengaruhi keputusan strategis, hingga menurunkan kredibilitas di mata pemangku kepentingan.

Berbagai studi menunjukkan pola yang konsisten: proses akuntansi yang masih dikerjakan secara manual jauh lebih rentan terhadap kesalahan, mulai dari salah input, salah klasifikasi, hingga ketidaksesuaian saldo.

Dari sudut pandang operasional, risiko human error bukan hanya tantangan teknis, tetapi risiko bisnis yang dapat berdampak langsung pada profitabilitas. Otomasi akuntansi terbukti meningkatkan akurasi, mempercepat proses rekonsiliasi, dan memberi visibilitas data real-time. Ketika fondasi data lebih bersih dan terstruktur, keputusan bisnis pun menjadi lebih presisi, dan peluang kesalahan sistemik dapat ditekan sejak awal.

Inilah sebabnya mengapa beralih ke sistem terintegrasi seperti Accounting+ bukan hanya soal efisiensi, tetapi strategi mitigasi risiko. Dengan automasi pencatatan, rekonsiliasi yang lebih cepat, serta alur transaksi yang terdokumentasi rapi, Accounting+ membantu bisnis membangun fondasi keuangan yang lebih sehat dan terpercaya.

Untuk Anda yang ingin bisnis bergerak lebih profesional, minim risiko, dan siap bertumbuh, transformasi menuju sistem akuntansi terintegrasi adalah langkah terbaik yang dapat Anda mulai hari ini.