default-pattern

5 Kesalahan Akuntansi yang Sering Dilakukan UKM dan Cara Menghindarinya

Laporan global menunjukkan bahwa lebih dari 80% bisnis kecil gagal akibat masalah arus kas, bukan karena kurangnya penjualan (Forbes – Common Cash Flow Mistakes). Hal ini termasuk industri F&B (Makanan & Minuman) yang mencakup lebih dari 4,85 juta pelaku usaha atau sekitar 23% dari total UKM di Indonesia, menjadikannya kontributor terbesar dalam sektor UKM (BPS).

Di Indonesia, studi pada UMKM juga menemukan bahwa ketidaktahuan akuntansi menyebabkan kesalahan pencatatan yang berdampak langsung pada kerugian operasional, termasuk salah perhitungan biaya, tidak terdeteksinya kebocoran kas, dan kesulitan memenuhi kewajiban pajak (UMG Journal – Pengaruh Pengetahuan Akuntansi).

Hal ini menunjukan bahwa masalah akuntansi bukan sekadar soal “administrasi”, tetapi faktor penentu apakah sebuah usaha bisa bertahan, tumbuh, atau harus menyerah. Bukan hanya “manajemen keuangan”, tetapi pijakan fundamental bagi stabilitas dan kelangsungan bisnis.

1. Mengira Laba = Uang Tunai yang Tersedia

Banyak UKM percaya bahwa selama laporan laba menunjukkan keuntungan, maka bisnis aman. Padahal laba tidak selalu mencerminkan kondisi kas, terutama jika penjualan dilakukan secara kredit. Ketika piutang menumpuk, sementara biaya operasional terus berjalan, UKM bisa mengalami defisit kas meskipun secara teknis “untung”.

Forbes menegaskan bahwa kesalahan memahami arus kas adalah penyebab utama kegagalan usaha kecil, terutama ketika pemilik bisnis tidak memetakan timing pemasukan dan pengeluaran secara rutin (Forbes – Common Cash Flow Mistakes).

Cara menghindari: membuat proyeksi kas, mengatur termin pembayaran, memperketat penagihan, serta menggunakan sistem akuntansi seperti Accounting+ untuk memonitor arus kas secara real-time.

2. Tidak Menyimpan Catatan Keuangan Secara Konsisten

Masih banyak UKM yang mencatat transaksi secara manual atau bahkan tidak mencatat sama sekali. Akibatnya, laporan tidak akurat dan sulit melakukan evaluasi kinerja.

Related Post  Meningkatkan Skalabilitas UMKM Skala Menengah dengan Solusi Teknologi Terintegrasi untuk Mendukung Scale-Up Bisnis

Business.com menyoroti bahwa kesalahan pencatatan adalah akar dari salah perhitungan biaya, overbudgeting, dan laporan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan saat mengajukan pendanaan (Business.com – Small Business Accounting Mistakes).

Dengan catatan yang tidak konsisten, pemilik bisnis tidak dapat melacak tren pengeluaran, margin keuntungan, atau performa penjualan secara objektif.

Cara menghindari: digitalisasi pencatatan, rekonsiliasi bank rutin, serta menyimpan bukti transaksi. Sistem seperti Accounting+ memungkinkan penyimpanan otomatis sehingga risiko “human error” jauh lebih kecil.

3. Mencampur Keuangan Pribadi dan Bisnis

Studi akuntansi bisnis menekankan bahwa pemisahan rekening adalah fondasi tata kelola keuangan sehat. Ketika UKM mencampur uang pribadi dan usaha, seluruh laporan keuangan menjadi bias.

Dampaknya tidak hanya mengganggu pencatatan, tetapi juga mempersulit pengajuan kredit, perhitungan pajak, dan evaluasi profitabilitas.

Business.com mencatat bahwa kebiasaan ini adalah salah satu penyebab paling sering menghambat pertumbuhan UKM (Business.com – Small Business Accounting Mistakes).

Cara menghindari: membuka rekening khusus bisnis, menentukan gaji pemilik yang tetap, serta mencatat seluruh transaksi melalui sistem terintegrasi seperti Accounting+ agar pengeluaran tidak tercampur.

4. Tidak Menyediakan Dana Cadangan dan Anggaran Berkala

Fluktuasi ekonomi, kenaikan biaya bahan baku, hingga penundaan pembayaran dari pelanggan adalah risiko yang tidak terhindarkan. Banyak UKM gagal bukan karena penjualan buruk, tetapi karena tidak memiliki buffer kas.

Forbes Finance Council mencatat bahwa usaha kecil yang tidak memiliki dana darurat dan anggaran jelas lebih rentan terhadap gangguan operasional, bahkan ketika bisnisnya aktif (Forbes –  Financial Mistakes That Could Devastate a Small Business)

Cara menghindari: menyiapkan cash buffer minimal 3–6 bulan, membuat anggaran berbasis data historis, serta menggunakan dashboard monitoring dari Accounting+ untuk memantau efisiensi biaya.

Related Post  Keuangan UMKM Berantakan? Bisa Jadi Kamu Terjebak di 8 Kesalahan Ini

5. Menunda Menggunakan Jasa Profesional atau Software Akuntansi

Banyak UKM merasa mereka bisa melakukan semuanya sendiri. Namun semakin besar volume transaksi, semakin besar pula risiko salah catat atau kehilangan bukti transaksi. Sumber-sumber kredibel menegaskan bahwa kesalahan akuntansi sering menimbulkan kerugian lebih besar daripada biaya menggunakan jasa profesional.

Business.com menyebutkan bahwa pemilik UKM yang tidak menggunakan bantuan akuntansi cenderung lebih sering jatuh dalam kesalahan strategis  (Business.com – Small Business Accounting Mistakes).

Cara menghindari:

  • Mulailah dengan tools sederhana.
  • Percayakan rekonsiliasi dan pencatatan kepada sistem otomatis.
  • Gunakan layanan seperti Accounting+, yang menawarkan pencatatan transaksi otomatis, laporan keuangan lengkap, dan rekonsiliasi bank yang cepat, dan persiapan pajak.

Kesimpulan: Akuntansi Adalah Fondasi Pertumbuhan UKM

Kesalahan akuntansi bukan hanya menimbulkan ketidakrapihan administrasi, tetapi menggerus profit, menghambat pertumbuhan, dan membuat UKM sulit bersaing. Dengan memahami lima kesalahan paling umum ini, pemilik usaha dapat mengambil langkah konkret untuk memperkuat fondasi finansialnya.

Untuk UKM yang ingin memiliki pembukuan rapi, akurat, dan bebas repot, Accounting+ hadir sebagai solusi digital modern yang membantu pemilik usaha fokus pada pertumbuhan, bukan kerepotan administrasi.

Dengan pendekatan terpadu, otomatisasi pencatatan, konsolidasi laporan, hingga dashboard real-time, Accounting+ hadir sebagai mitra strategis untuk mengurangi kesalahan finansial dan meningkatkan efisiensi operasional.