default-pattern

6 Kesalahan UMKM yang Bikin Pembayaran Terhambat

Image by Freepik

Banyak pelaku UMKM di Indonesia mengeluh soal pembayaran yang sering terlambat. Padahal, masalahnya bukan selalu di pihak klien, sering kali justru karena sistem pencatatan dan penagihan yang masih manual.

Menurut data dari Ultimate Finance UK, lebih dari 60% pelaku usaha kecil di seluruh dunia menghadapi keterlambatan pembayaran setiap bulan. Berdasarkan studi yang dilakukan Department for Business and Trade, ini disebabkan oleh daya saing UMKM yang lebih lemah dari segmen Menengah ke Besar. Lebih tepatnya, hampir 19% dari semua UMKM dunia yang berujung tidak memburu pembayaran tagihan tersebut hingga uang hangus. Menurut Xero, ini semua menyebabkan Usaha Kecil bisa rugi hingga Rp 15 Milyar setiap tahunnya.

Di Indonesia, fenomena ini semakin sering terjadi karena banyak UMKM belum mengadopsi sistem digital untuk pembuatan dan pengiriman faktur penjualan.

6 Kesalahan Paling Umum yang Sering Menghambat Pembayaran UMKM, Beserta Solusinya

1. Tidak Ada Jadwal Penagihan yang Konsisten

Banyak pelaku usaha masih menunggu “waktu senggang” untuk menagih klien. Padahal, penagihan seharusnya terjadwal otomatis agar arus kas tetap lancar.

Solusi: Gunakan sistem digital seperti Accounting+ untuk mengatur jadwal penagihan dan pengingat otomatis, tanpa harus repot kirim satu per satu.

2. Faktur Dikirim Terlambat atau Tidak Lengkap

Kesalahan input, faktur manual, atau bahkan lupa kirim jadi penyebab klasik keterlambatan pembayaran.

Solusi: Dengan sistem faktur otomatis, semua invoice dapat dibuat langsung setelah transaksi terjadi. Tak ada lagi faktur tercecer atau data yang hilang.

3. Tidak Ada Bukti Transaksi yang Terarsip dengan Baik

Pencatatan manual di buku atau Excel rawan hilang dan sulit dilacak saat dibutuhkan.

Solusi: Sistem digital otomatis menyimpan seluruh jejak transaksi secara aman di cloud, mudah dicari, aman, dan bisa diakses kapan saja.

4. Tidak Ada Sistem Persetujuan Internal

Kadang keterlambatan bukan di pihak klien, tapi internal, misalnya karena invoice butuh tanda tangan atasan dulu.

Solusi: Accounting+ memungkinkan workflow approval digital untuk mempercepat proses persetujuan dan pengiriman invoice.

5. Kurang Tindak Lanjut Setelah Faktur Dikirim

Faktur sudah dikirim, tapi tidak pernah ditindaklanjuti. Ini sering membuat klien lupa atau mengira belum jatuh tempo.

Solusi: Buat pengingat otomatis (auto reminder) yang mengirim notifikasi ke pelanggan mendekati tanggal jatuh tempo.

6. Tidak Memantau Data Pembayaran Secara Real-Time

Tanpa dasbor yang jelas, pelaku UMKM tidak tahu siapa yang sudah membayar dan siapa yang belum. Akibatnya, cash flow jadi sulit diprediksi.

Solusi: Dengan dashboard keuangan real-time, Anda bisa langsung melihat status pembayaran dan tren piutang bisnis Anda.

Kesimpulan: Akar Masalahnya Ada di Sistem Manual

Sebagian besar hambatan pembayaran muncul karena proses yang masih manual, dari pencatatan, pembuatan invoice, hingga pengingat pembayaran.

Dengan digitalisasi melalui Accounting+, semua bisa dilakukan otomatis:

  • Faktur otomatis dikirim tepat waktu
  • Laporan keuangan langsung terbentuk
  • Cash flow bisa dipantau real-time

Mulai sekarang, biar usaha jalan, catatan harus bener! Pelajari fitur lengkap Accounting+ di sini.