
Dalam dunia usaha, menentukan harga jual bukan sekadar soal “kira-kira untung berapa ya?”. Bagi pelaku UMKM, penentuan harga yang tepat menjadi kunci menjaga keberlangsungan bisnis. Salah satu cara paling umum digunakan adalah metode mark up pricing, yaitu menambahkan persentase keuntungan atau laba di atas biaya produksi.Tapi, bagaimana sebenarnya cara menghitung mark up yang ideal untuk UMKM? Apa manfaatnya, dan seperti apa contoh penerapannya?
Apa Itu Mark Up dalam Bisnis UMKM?
Secara sederhana, mark up adalah selisih antara harga jual dan biaya pokok produksi (HPP), yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Tujuannya adalah memastikan setiap produk yang dijual memberikan keuntungan yang cukup untuk menutup biaya dan menghasilkan margin.Menurut Investopedia, metode mark up adalah salah satu strategi harga paling sederhana yang umum digunakan baik di skala retail maupun manufaktur.
Rumus umum:
Mark Up (%) = ((Harga Jual – Harga Pokok) / Harga Pokok) × 100%
Contoh:
Jika HPP sebuah produk adalah Rp50.000 dan Anda menjualnya seharga Rp65.000, maka:
Mark Up = ((65.000 – 50.000) / 50.000) × 100% = 30%
Artinya, Anda menambahkan keuntungan sebesar 30% dari biaya produksi.
Mengapa Mark Up Penting untuk UMKM?
Bagi UMKM, mark up bukan hanya soal margin keuntungan. Metode ini membantu Anda:
- Menjaga kestabilan arus kas: Anda tahu pasti berapa margin yang dihasilkan dari tiap produk.
- Mengantisipasi kenaikan biaya bahan baku: Mark up fleksibel memudahkan Anda menyesuaikan harga tanpa merugi.
- Membuat strategi harga yang sehat: Tidak asal murah, tapi tetap kompetitif dan menguntungkan.
- Meningkatkan transparansi pencatatan keuangan: Terutama jika menggunakan software seperti Accounting+ yang dapat menghitung HPP dan margin secara otomatis.
Menurut Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM), lebih dari 64 juta pelaku UMKM di Indonesia masih menentukan harga secara manual, yang sering kali menimbulkan kesalahan perhitungan dan kerugian.
3 Metode Menghitung Mark Up
Ada beberapa cara yang bisa digunakan oleh UMKM tergantung pada jenis bisnis dan strategi harga:
1. Mark Up Berdasarkan Biaya Produksi
Metode paling sederhana: tambahkan persentase tertentu dari biaya bahan baku, tenaga kerja, dan overhead.
Contoh:
Jika total biaya produksi Rp100.000 dan Anda ingin margin 40%, maka:
Harga jual = Rp100.000 + (40% × Rp100.000) = Rp140.000
2. Mark Up Berdasarkan Harga Pasar
Cocok untuk produk dengan persaingan tinggi. Lihat harga kompetitor, lalu tentukan harga jual Anda sedikit di atas atau di bawah tergantung positioning produk. Menurut McKinsey & Company, 1% kesalahan dalam strategi harga dapat menurunkan profit hingga 8%, sehingga penting bagi bisnis kecil untuk menentukan harga dengan presisi.
3. Mark Up Berdasarkan Nilai Produk
Metode ini mempertimbangkan value perception, seberapa besar pelanggan menilai manfaat dari produk Anda. Cocok untuk bisnis kreatif, F&B, atau fashion.
Contoh Kasus Mark Up untuk UMKM
Misalkan Anda memiliki usaha minuman kopi kekinian:
| Komponen Biaya | Jumlah |
| Bahan baku | Rp7.000 |
| Kemasan | Rp2.000 |
| Tenaga kerja | Rp3.000 |
| Overhead (listrik, sewa, dll.) | Rp3.000 |
| Total HPP | Rp15.000 |
Jika Anda ingin mendapatkan margin keuntungan sebesar 50%, maka:
Harga Jual = Rp15.000 + (50% × Rp15.000) = Rp22.500
Dengan sistem mark up, Anda tetap memiliki ruang untuk diskon atau promo tanpa mengorbankan margin.
Kesalahan Umum dalam Menghitung Mark Up
- Tidak memasukkan semua komponen biaya (seperti pengiriman, packaging, atau platform fee)
- Hanya meniru harga kompetitor tanpa menghitung margin sendiri
- Tidak memperhitungkan pajak atau potongan biaya lain
- Tidak menggunakan sistem akuntansi yang mencatat HPP secara akurat
Data Katadata menunjukkan bahwa lebih dari 70% UMKM di Indonesia belum memiliki sistem akuntansi yang terstruktur, menyebabkan kesalahan laporan keuangan hingga 30% dari total transaksi.
Cara Menghitung Mark Up Otomatis dengan Accounting+
Daripada menghitung manual di Excel, kini pelaku UMKM bisa menggunakan Accounting+, software akuntansi bertenaga AI yang membantu Anda:
- Menghitung HPP dan margin otomatis setiap kali transaksi dicatat.
- Memberikan insight harga ideal berdasarkan data transaksi historis.
- Menganalisis tren keuntungan agar strategi penetapan harga lebih tepat.
Coba gratis di www.accountingplus.id dan rasakan kemudahan mengelola keuangan tanpa jadi “akuntan dadakan”.
Kesimpulan
Mark up pricing adalah metode sederhana tapi efektif untuk menjaga profitabilitas bisnis UMKM. Dengan menghitung mark up secara tepat, dan memanfaatkan teknologi seperti Accounting+, Anda bisa memastikan bisnis tetap sehat, kompetitif, dan siap bertumbuh di tengah perubahan pasar.



